Assalamu'alaikum... Welcome in My Site!

Pages

Sunday 21 November 2010

Surat

Share/Bookmark
Surat ini kutujukan kepada diriku sendiri serta sahabat-sahabatku yang insyaAllah tetap mencintai Allah dan RasulNya di atas segalanya, cinta hakiki yang membuat manusia melihat segalanya dari sudut pandang yang berbeda, lebih bermakna dan indah.

Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati sahabat-sahabat tercintaku yang kerap kali terisi oleh cinta selain dariNya, yang mudah sekali terlena oleh indahnya dunia, yang terkadang melakukan segalanya bukan karenaNya, lalu di ruang hatinya yang kelam merasa senang jika dilihat dan dipuji orang, entah di mana keikhlasannya. Maka saat merasakan kekecewaan dan kelelahan karena perkara yang dilakukan tidak sepenuhnya berlandaskan keikhlasan, padahal Allah tidak pernah menanyakan hasil. Dia akan melihat kesungguhan hambaNya dalam berproses.

Surat ini kutujukan pula untuk jiwaku serta jiwa sahabat-sahabat tercintaku yang mulai lelah menapaki jalanNya ketika seringkali mengeluh, merasa dibebani bahkan terpaksa untuk menjalankan tugas yang sangat mulia. Padahal tiada kesakitan, kelelahan, serta kepayahan yang dirasakan oleh seorang hamba melainkan Allah akan mengampuni dosa-dosanya.

Surat ini kutujukan untuk roh-ku dan roh sahabat-sahabat tercintaku yang mulai terkikis oleh dunia yang menipu, serta membiarkan fitrahnya tertutup oleh maksiat yang dinikmati, lalu di manakah kejujuran diletakkan? Dan kini terabailah sudah nurani yang bersih, saat ibadah hanyalah sebagai rutinitas belaka, saat jasmani dan fikiran disibukkan oleh dunia, saat wajah menampakkan kebahagiaan yang penuh kepalsuan. Coba lihat disana! Hatimu menangis meranakah?

Padahal kita menyadari bahwa tiap-tiap jiwa akan merasakan mati, namun kita masih terus bergelut dengan kefanaan. Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati sahabat-sahabat tercintaku yang mulai mati, saat tiada getar ketika asma Allah disebut, saat tiada sesal ketika kebaikan berlalu begitu saja, saat tiada rasa takut padaNya ketika maksiat dilakukan, dan tiada merasa berdosa ketika menzhalimi diri sendiri dan orang lain.

Akhirnya surat ini kutujukan untuk jiwa yang masih memiliki cahaya meskipun sedikit, jangan biarkan cahaya itu padam. Maka terus kumpulkan cahaya itu hingga ia dapat menerangi wajah-wajah di sekeliling, memberikan keindahan Islam yang sesungguhnya hanya dengan kekuatan darinya.

Engkaulah Bidadari

Share/Bookmark
Engkaulah Bidadari
oleh: Rachma Al-Humaira

Engkaulah sang bidadari... 
Bidadari yang turun dari surgawi 
Bagaimana tidak, ya Ukhti? 
Ketika yang lain sibuk untuk bersolek diri 
Engkau tetap berhijab dan zuhud dari hal duniawi 
Karena selalu engkau yakini 
Hati, adalah simbol kecantikan sejati... 
Meski wajah tanpa gincu, bedak dan pemerah pipi 
InsyaALLAH tetap berseri-seri (hehehe) 

Engkaulah sang bidadari... 
Bagaimana tidak, ya Ukhti? 
Ketika yang lain asyik bermain 'api' 
Engkau tetap teguh menjaga diri 
Waspada melangkah agar tak terkena penyakit hati 

Engkaulah sang bidadari... 
Bagaimana tidak, ya Ukhti? 
Ketika yang lain sedang terlelap dalam mimpi 
Engkau rela bangun dan mensucikan diri 
Dalam pekatnya sang malam engkau menyepi 
Dengan sepenuh hati menghadap kepada Illahi 
Berharap untuk selamat di dunia dan di akhirat nanti 

Engkaulah sang bidadari... 
Beban yang dipundakmu amatlah berat dari hari ke hari 
Mengemban amanah dan dakwah untuk umat dan diri sendiri 
Seiring langkahmu yang tanpa henti 
Dengan senyummu engkau sejukkan dunia ini 

Engkaulah sang bidadari, ya Ukhti!