Assalamu'alaikum... Welcome in My Site!

Pages

Friday 17 December 2010

Bacalah...

Share/Bookmark
hati ini bagaikan selembar kertas
kertas dengan coretan-coretan kata untukmu
segala harap dan keinginanku
kepadamu

hati ini bagaikan selembar kertas
yang teramat rentan untuk dibiarkan
dibiarkan untuk terbang dan melayang-layang
tanpa berhenti untuk hinggap

hati ini bagaikan selembar kertas
amat putih untuk tercemar tinta sembarangan
bukannya ku ingin berlama-lama
namun hatiku ini, ingin jadi milikmu

hati ini bagaikan selembar kertas
yang penuh dengan berjuta-juta bait puisi
untukmu...

hati ini bagaikan selembar kertas
yang entah akan kau simpan
atau kau buang bersama tiupan angin...

akankah kau membacanya?

Sunday 21 November 2010

Surat

Share/Bookmark
Surat ini kutujukan kepada diriku sendiri serta sahabat-sahabatku yang insyaAllah tetap mencintai Allah dan RasulNya di atas segalanya, cinta hakiki yang membuat manusia melihat segalanya dari sudut pandang yang berbeda, lebih bermakna dan indah.

Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati sahabat-sahabat tercintaku yang kerap kali terisi oleh cinta selain dariNya, yang mudah sekali terlena oleh indahnya dunia, yang terkadang melakukan segalanya bukan karenaNya, lalu di ruang hatinya yang kelam merasa senang jika dilihat dan dipuji orang, entah di mana keikhlasannya. Maka saat merasakan kekecewaan dan kelelahan karena perkara yang dilakukan tidak sepenuhnya berlandaskan keikhlasan, padahal Allah tidak pernah menanyakan hasil. Dia akan melihat kesungguhan hambaNya dalam berproses.

Surat ini kutujukan pula untuk jiwaku serta jiwa sahabat-sahabat tercintaku yang mulai lelah menapaki jalanNya ketika seringkali mengeluh, merasa dibebani bahkan terpaksa untuk menjalankan tugas yang sangat mulia. Padahal tiada kesakitan, kelelahan, serta kepayahan yang dirasakan oleh seorang hamba melainkan Allah akan mengampuni dosa-dosanya.

Surat ini kutujukan untuk roh-ku dan roh sahabat-sahabat tercintaku yang mulai terkikis oleh dunia yang menipu, serta membiarkan fitrahnya tertutup oleh maksiat yang dinikmati, lalu di manakah kejujuran diletakkan? Dan kini terabailah sudah nurani yang bersih, saat ibadah hanyalah sebagai rutinitas belaka, saat jasmani dan fikiran disibukkan oleh dunia, saat wajah menampakkan kebahagiaan yang penuh kepalsuan. Coba lihat disana! Hatimu menangis meranakah?

Padahal kita menyadari bahwa tiap-tiap jiwa akan merasakan mati, namun kita masih terus bergelut dengan kefanaan. Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati sahabat-sahabat tercintaku yang mulai mati, saat tiada getar ketika asma Allah disebut, saat tiada sesal ketika kebaikan berlalu begitu saja, saat tiada rasa takut padaNya ketika maksiat dilakukan, dan tiada merasa berdosa ketika menzhalimi diri sendiri dan orang lain.

Akhirnya surat ini kutujukan untuk jiwa yang masih memiliki cahaya meskipun sedikit, jangan biarkan cahaya itu padam. Maka terus kumpulkan cahaya itu hingga ia dapat menerangi wajah-wajah di sekeliling, memberikan keindahan Islam yang sesungguhnya hanya dengan kekuatan darinya.

Engkaulah Bidadari

Share/Bookmark
Engkaulah Bidadari
oleh: Rachma Al-Humaira

Engkaulah sang bidadari... 
Bidadari yang turun dari surgawi 
Bagaimana tidak, ya Ukhti? 
Ketika yang lain sibuk untuk bersolek diri 
Engkau tetap berhijab dan zuhud dari hal duniawi 
Karena selalu engkau yakini 
Hati, adalah simbol kecantikan sejati... 
Meski wajah tanpa gincu, bedak dan pemerah pipi 
InsyaALLAH tetap berseri-seri (hehehe) 

Engkaulah sang bidadari... 
Bagaimana tidak, ya Ukhti? 
Ketika yang lain asyik bermain 'api' 
Engkau tetap teguh menjaga diri 
Waspada melangkah agar tak terkena penyakit hati 

Engkaulah sang bidadari... 
Bagaimana tidak, ya Ukhti? 
Ketika yang lain sedang terlelap dalam mimpi 
Engkau rela bangun dan mensucikan diri 
Dalam pekatnya sang malam engkau menyepi 
Dengan sepenuh hati menghadap kepada Illahi 
Berharap untuk selamat di dunia dan di akhirat nanti 

Engkaulah sang bidadari... 
Beban yang dipundakmu amatlah berat dari hari ke hari 
Mengemban amanah dan dakwah untuk umat dan diri sendiri 
Seiring langkahmu yang tanpa henti 
Dengan senyummu engkau sejukkan dunia ini 

Engkaulah sang bidadari, ya Ukhti!


Sunday 2 May 2010

Dag Dig Dug Syuur

Share/Bookmark


Oke. OSN telah terlampaui. Bagi para bloggermania yang kebetulan masih SMP – dan kebetulan bisa berkesempatan untuk mengikuti OSN – tentunya merasa sangat lega sekaligus H2C (harap-harap cemas), hehehe.

Saya merasa amat sangat percaya diri. Bagaimana tidak? Kami sudah menjalani berbagai pembinaan dan pelatihan. Mulai dibina di sekolah masing-masing, di Univ. Malang dan di Univ. Brawijaya (khusus untuk di Univ. Brawijaya hanya untuk siswa SMP Negeri 1 Kesamben dan SMP Negeri 1 Blitar). Maka dari itu, saya selalu berusaha semaksimal mungkin.

Pada saat proses pembinaan di Univ. Brawijaya, saya sempat kebingungan (nggak juga sih, hehe). Pada jadwal, kami tidak dibina tentang materi kelistrikan yang padahal banyaknya seabrek-abrek. Kami malah diberi materi IPBA (Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa) yang justru tebalnya sekarung goni. Padahal, dari pengalaman soal-soal tahun kemarin dan kisi-kisi soal OSN, soal tentang IPBA hanya muncul dalam presentasi yang sangat kecil. Maka dari itu, saya dan Lidya P. dari SMP 1 Blitar (ciye) mengusulkan untuk mengganti jadwal IPBA dengan listrik dan magnet, yang akhirnya disetujui. Dan ternyata, materi IPBA hanya muncul 1 soal. Ckckckck. Benar-benar tepat sasaran! Mestakung!

Ketika memasuki ruangan, seperti biasanya saya langsung mengadakan adaptasi dengan cara duduk senyaman mungkin. Kebetulan, untuk daerah Kabupaten Blitar, OSN diselenggarakan di SMP Negeri 1 Kanigoro. Dengan semua keadaan yang seperti itu, toh itu tidak mengurangi semangatku untuk berkompetisi.
Hehe, untuk pengumuman dan nilai, tunggu kabar selanjutnya ya.


Salam Blogging

Thursday 22 April 2010

Kata Kan Kudai

Share/Bookmark
Kanku dapat diterjemahkan sebagai melihat langit, atau menatap langit. Nama kata ini diambil dari gerakan pembukanya yang mengarahkan kedua tangan ke langit. Saat ini Kanku Dai sebagai salah satu kata wajib (shittei kata) Shotokan sesudah Jion.

Kanku adalah kata yang sangat tua sekaligus kata dengan banyak versi. Kata ini juga mempunyai sejarah yang unik. Menurut legenda, nama Kanku diambil dari nama atase militer Cina bernama Kung Shiang Chung (dalam lafal Okinawa disebut dengan Ku Shan Ku) yang datang ke Okinawa.

Ketika Funakoshi datang ke Jepang dia menghilangkan tiga huruf kanji Kung Shiang Chung tetapi mengucapkannya dalam lafal Jepang ko Sho Kun untuk menghilangkan kesan budaya Okinawa dan selanjutnya dapat diterima dalam budaya Jepang.

Ku Shan Ku yang selanjutnya dalam Shotokan disebut Kanku Dai. Kata dengan gerakan yang panjang ini adalah kata favorit dari Gichin Funakoshi. Dipilihnya Kanku Dai untuk demonstrasi bagi orang-orang Jepang di Butokukai tahun 1922. Sebagai hasilnya Makoto Gima pendiri Judo sangat tertarik dengan demonstrasi itu dan selanjutnya meminta Funakoshi menetap di Jepang dan mengajarinya teknik-teknik dasar.

Tahukah Anda ternyata untuk belajar Kanku Dai ada beberapa kata wajib yang harus Anda pelajari dulu ? Untuk belajar kata ini seorang karateka setidaknya sudah menguasai seluruh kata Heian (Heian 1 – 5), Tekki Shodan dan Bassai Dai. Dalam Kanku Dai ada begitu banyak variasi teknik mulai dari gerakan peregangan, mengerut, cepat, lambat dan bahkan gerakan merunduk. Kanku Dai dikerjakan seolah-olah menghadapi lawan dalam jumlah yang banyak.

Selain Shotokan, aliran-aliran karate di Jepang juga memasukkan kata yang populer ini dalam kurikulum mereka. Namun dengan nama dan variasi gerakan yang sedikit berbeda pula. Shito Ryu menyebut kata ini dengan Ko Sho kun, Goju Ryu dan Wado Ryu menyebut dengan Ku Shan Ku, sementara Kyokushinkai menyebut dengan Kanku. 

Barangkali yang membedakan antara versi Shotokan dengan yang lain adalah adanya teknik lompatan sebelum akhir kata ini.
Sebagai pasangan dari Kanku Dai dalam versi Shotokan ada pula Kanku Sho. Kata ini termasuk jenis kata pilihan.

Karate Sebagai Seni Bela Diri

Share/Bookmark
Seni beladiri karate merupakan suatu bentuk beladiri yang mengandalkan tangan kosong. Lahirnya karate sebagai seni beladiri diketahui pada abad ke-19.
Adalah Matsumara Shukon (1797-1896) dari seorang prajurit samurai dan pelindung Raja Soko Okinawa-yang berjasa melahirkan seni beladiri karate. Ia menciptakannya dengan menggabungkan unsur seni militer Jepang (bushido).

Pemahaman terhadap karate digambarkan pula sebagai seni perang atau metode beladiri yang meliputi bermacam-macam teknik, termasuk bertahan, menyerang, mengelak, bahkan merobohkan. Latihan karate dapat dibagi menjadi tiga aspek : kihon (dasar), kata (bentuk), dan kumite (lakuan).

Kata karate merupakan kombinasi dari dua karakter (kata) Jepang: kara berarti kosong dan te yang berarti tangan. Maka karate dapat diartikan dengan tangan kosong. Ditambah sufiks (akhiran)-do (baca : doe), berarti cara.
Jadi, karate-do menerapkan karate sebagai cara hidup yang lebih dari sekedar mempertahankan diri.
Dalam karate-do tradisional, kita selalu diingatkan : musuh utama adalah diri kita sendiri.
Funakoshi mengatakan, Pikiran dan teknik menjadi satu dalam karate.

Kita berusaha membuat teknik fisik kita sebagai ekspresi dari apa yang diinginkan pikiran kita, pun meningkatkan pemusatan pikiran kita dengan memahami inti dari teknik fisik. Dengan menyempurnakan gerakan karate, kita juga menyempurnakan jiwa dan mental.

Sebagai contoh, meniadakan gerakan dalam gerakan karate yang lemah dan ragu-ragu dapat membantu menghilangkan kelemahan dan keragu-raguan berpikir, begitu pula sebaliknya. Dengan makna itu, karate menjadi suatu cara hidup, dimana kita mencoba untuk menjadi orang yang kuat, tapi bahagia dan penuh kedamaian. Seperti yang dimaksud Tsutomu Ohshima, Kepala Instruktur (Shihan) Shotokan Karate America (SKA), Kita harus cukup kuat mengekspresikan pikiran kita terhadap lawan, kapan saja, dimana saja. Tapi, kita harus tenang mengekspresikan diri kita secara rendah hati.

Ada salah satu bentuk latihan karate yang unik. Latihan itu dinamakan latihan khusus, yaitu satu seri dari latihan karate dimana kita mencoba untuk menghadapi diri kita sendiri dan menyempurnakan mental dan jiwa kita.

Filosofi Karate
1. Karate diawali dengan pemberian hormat dan diakhiri dengan pemberian hormat pula.
2. Tak ada serangan pertama pada karate.
3. Karate merupakan alat pembantu dalam keadilan.
4. Pertama-tama, kontrol dirimu sebelum mengontrol orang lain.
5. Semangat yang utama, teknik kemudian.
6. Senantiasa siap untuk membebaskan pikiranmu.
7. Kecelekaan timbul lantara kecerobohan.
8. Janganlah berpikir bahwa latihan karate cuma bisa di dojo.
9. Mempelajari karate memerlukan waktu seumur hidup dan tak punya batasan.
10. Masukkan karate dalam keseharianmu, maka kamu akan menemukan Myo (rahasia yang tersembunyi).
11. Karate seperti air yang mendidih. Jika kamu tak memanaskannya secara teratur, ia akan menjadi dingin.
12. Janganlah kamu berpikir kamu harus menang, tapi berpikirlah bahwa kamu tidak boleh kalah.
13. Kemenangan tergantung pada keahlianmu membedakan titik-titik yang mudah diserang dan yang tidak.
14. Pertarungan didasari oleh bagaimana kamu bergerak secara hati-hati dan tidak (bergerak menurut lawanmu).
15. Berpikirlah bahwa tangan dan kakimu adalah pedang.
16. Jika kamu meninggalkan rumah, berpikirlah bahwa kamu memiliki banyak lawan yang menanti. Tingkah lakumulah yang mengundang masalah bagi mereka.
17. Pemula harus menguasai postur dan cara berdiri, posisi tubuh yang alami untuk yang lebih ahli.
18. Berlatih kata adalah satu hal, terlibat dalam pertarungan sungguhan adalah hal lain.
19. Jangan lupa secara tepat memperagakan kelebihan dan kekurangan dari kekuatan, peregangan dan kontraksi dari tubuh, serta cepat lambatnya teknik.
20. Selalu berpikir dan berusahalah menemukan cara untuk hidup dengan aturan-aturan di atas setiap hari.

Penantian

Share/Bookmark
Untuk kesekian kalinya aku mengagumi senyum di hadapanku ini. Fajar selalu membuatku kagum dengan tetek bengek tingkah anehnya. Dan aku dengan ikhlas bercapek-capek untuk selalu kagum. Kalo dipikir-pikir aku rugi, sih.
“Gimana, Ri? Keren gak?” senyum lebarnya kembali dipamerkan. Kemudian perhatianku beralih ke sebuah gitar yang dipegangya. Wow, gitar listrik.
” Wah, baru ya Jar?” seruku sambil meraih leher gitar yang berwarna biru metalik itu. Benar-benar cring. Harganya juga pasti selangit. Padahal dulu-dulu dia udah bilang kalo dia bokek berat.
”Duit dari mana nih......,” gumamku masih mengagumi gitarnya.
”Sebagian gue pinjam dari Putri. Gue nyicil tiap bulan pake uang saku dari ortu. Sebagian lagi gue bobol ATM gue,”
Aku terbelalak kaget ”Dari Putri?”
”Iya separo,” katanya mengangkat bahu. Aku tertunduk di samping gitar itu. ”Gue gak minta. Dia sendiri yang nawarin pinjeman, dia juga setuju kalo gue bayarnya nyicil.”
Bukan aku gak percaya sama Putri. Cuma aja, kenapa Fajar harus datang ke Putri? Bukan aku, temannya yang sejak berjuta-juta tahun yang lalu. Sejak zaman kuda punya sayap sampai ular punya kaki (emangnya kapan?). Aku bener-bener enggak terima. Aku cemburu. Cemburu? Dan sekarang harus kusadari aku menyukai Fajar sejak dulu. Tapi tampaknya bertepuk sebelah tangan. Ya ampun.....

(#_-)

Kepalaku pusing dan kakiku serasa menginjak spons. Limbung.
”Cuma sebentar kok, Ri. Enggak seterusnya,” kata Reza.
Aku pusing.
”Kemarin gue nyoba-nyoba suara Putri. Eh, ternyata bagus juga. Enggak nyangka kalo suara dia oke juga. Sekali-kali elo dengerin deh, Ri,” suara Fajar terdengar bersemangat, seperti enggak menyadari kekecewaanku. Sementara Agung dan Reza Cuma mengangkat bahu waktu kuminta sedikit penjelasan atas semua ini.
”Jadi gue dikeluarin?” bentakku gusar.
Fajar terkejut, ”Eh, elu kok ngomong kayak gitu Ri! Gue udah bilang kalo ini cuma sementara aja. Elu kan sekarang sibuk di OSIS. Daripada band ini gak punya vokalis, enggak ada salahnya punya vokalis kedua, biar ada cadangan. Lagian Putri kan bukan orang lain......”
”Cadangan? Gue atau dia yang cadangan, hah?”
Fajar manyun, ”Kenapa sih si Ria, dari tadi sewot melulu?” tanyanya pada Agung dan Reza.
”Gak tau. PMS kali!” kata Reza asal. Dan stik drum di tanganku sukses mendarat di kepalanya.

(>_<)

Kayaknya aku ini sedang sial-sialnya. Gimana enggak, di saat aku ingin memperjuangkan posisiku di band dan teman-temanku, aku harus menghadapi rapat OSIS yang gila-gilaan. Jelas aja gila, rapatnya tiap hari dan sedikitnya dua jam aku harus ngutek bareng anak-anak yang sebenarnya nggak aku kenal banget. Mau ngabur, enggak enak sama anak-anak lain. Padahal, aku sibuk di OSIS juga gara-gara anak sekelas yang nggak mau repot ikutan.
Aku berjalan tergesa-gesa menuju kelas. Sebentar lagi jam istirahat habis, dan ternyata aku belum mengerjakan PR Matematika. Benar-benar aku jadi lupa segalanya. Tadi malam aku kecapekan ngetik proposal sampai nggak punya energi lagi untuk ngerjain PR yang sepuluh nomor itu. Padahal Pak Supriyanto udah sentimen berat sama aku. Entah kenapa.
”Ria!”
Aku melonjak kaget karena seseorang menarik lenganku.
”Ria sorry,”aku melihat Putri berdiri di hadapanku yang masih mengatur napas. Maklum, aku tadi jalan kayak ninja, hehehe.
”Putri, kenapa?” sedikit aku melirik di pergelangan tanganku.
”Gue mau ngomong penting ama lu,” kulihat wajah Putri menampakkan keraguan.
”Ngomong aja,” Putri kembali ragu-ragu.
”Ngomong aja deh Put. Elu kok grogi gitu?” aku berusaha mencairkan ketegangan di wajahnya supaya cepetan ngomong. Dan aku bisa cepat-cepat ngabur ke kelas untuk menyelamatkan karir Matematikaku.
”Ria, gue mau ngomong penting ama lu. Tapi elu jangan kasih tau orang lain, ya!”
Aku mengernyit, ”Wah kalau rahasia sih sebaiknya gak usah cerita,”
”Ini rahasia buat orang lain, tapi buat elu sih enggak,”aku semakin kebingungan.
”Ngomong apa sih, Put? Soal siapa?”
Putri menatapku ragu. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan enggak ada yang mendengarkan suaranya selain aku.
”Soal Fajar......,” katanya setengah berbisik.
Aku terkejut, ”Fajar?”
Putri mengangguk, ”Kemarin dia nembak gue,”

Dhuarrr!!! Serasa ada bom di telingaku yang membuat jantungku hilang dari tempatnya. Aku mengingat-ingat lagi, sepertinya cewek yang ada di depanku ini bilang kalau Fajar udah nyatain perasaanya ke dia. Oh God.......
”Ri, gimana dong?” Putri berdiri dengan wajah memelas, tapi tak separah dengan keadaan hatiku. Enggak, hatiku pun sudah hilang dari tempatnya.
”Eh?” aku menelan ludah, aku benar-benar mati gaya.
”Gimana Ri, gue bingung,” Putri menunduk.
”Ri, sebenarnya gue juga suka sama Fajar. Udah dari kelas satu malah. Waktu gue bisa dekat sama kalian, gue udah senang banget. Dan gue sadar, semakin gue kenal dia semakin besar rasa suka gue...”
Aku terpaku menatap wajah yang tertunduk di hadapanku. Aku meraih tangannya, ”Put, ke kantin aja yuk,”

(#_@)

Aku terdiam menatap gelas yang berembun. Di hadapanku ada Putri yang memainkan ujung sedotan.
”Kenapa elu cerita soal ini?” ini benar-benar nggak ngenakin, bathinku.
”Aku bingung Ri...., gue harus cerita sama seseorang. Gue harus cerita ke elu,”
”Kenapa?” tanyaku was-was.
”Karena kamu kenal baik sama Fajar,”
Aku tersenyum dalam hati. Kata-kata Putri seperti lawakan yang menyakitkan. Aku mendehem pelan. ”Terus?”
”Terus, yaaa......”
”Yaaa,”
”Aku terima,”
Aku enggak tahu lagi apa yang kupikirkan. Apa yang kurasakan? Entahlah, apa itu penting sekarang ini?
”Ri, andai elu tahu,”
Aku kembali menatapnya.
”Gue terlalu bahagia. Sangat bahagia, seperti....,”
”Seperti apa?”
Putri tersenyum, ”Seperti mimpi,”
Aku ikut tersenyum. ”Tapi ini lebih baik, kan? Ini nyata, bukan mimpi,”
Putri tersenyum. Aku bisa melihat wajahnya, seperti orang mabuk kepayang.
”Berarti enggak ada masalah kan, Put.”
Putri menatapku ragu, ”Iya sih, tapi,”
Aku balas menatapnya.
”Tapi aku perlu tahu pendapat elu, Ri.”
Aku tertegun, ”Kenapa?”
”Kamu,” Putri menatapku dalam, ”Suka Fajar, Ri?”

(/’_’\)

Aku memberanikan diri menatap wajah teman-temanku satu-persatu. Dan kudapati wajah mereka yang terkejut.
”Apa-apaan sih, Ri!” Reza maju kehadapanku. ”Yang bener aja ah,”
Aku memaksakan diri untuk tersenyum, ”Bener, kok.”
Reza menoleh kearah dua temanku yang lain, Agung dan Fajar.
”Ri,” terdengar suara Agung yang lembut. ”Ada apa sih, sampai elu ngomong gitu?”
Aku mengangkat bahu. ”Gue pikir ini yang terbaik.”
”Buat siapa?” Reza melotot ke arahku. ”Elu atau kita?”
Aku menunduk, sudah kuduga akan sulit sekali menjelaskannya pada mereka. Padahal sudah semalaman sudah kupersiapkan kata demi kata yang harus kukatakan pada mereka.
”Sorry, yah. Gue minta elu-elu pada jangan beranggapan kalau gue egois. Justru sebaliknya, kalau gue tetap bareng kalian sementara konsentrasi gue terpecah kemana-mana, berarti gue egois. Sama artinya kalau gue menghambat kemajuan band ini,”
Aku mencoba mempertahankan intonasi suaraku setenang mungkin, ”Bukan berarti gue lebih memilih kesibukan gue di OSIS ketimbang band ini. Gue enggak perlu memilih, karena gue enggak berniat berhenti jadi teman lu.”
Aku bersyukur tak sampai meneteskan air mata. Andai mereka tahu betapa rumitnya masalah yang kuhadapi juga beratnya keputusan yang harus kuambil. Tapi aku tak mau menyesalinya, walaupun mau tak mau aku harus belajar melupakan Fajar.
”Apa masalahnya Putri?” suara Agung yang lembut pun kembali terdengar. Aku menggeleng.
”Yang benar? Soalnya elu mulai berubah setelah Putri dateng.”
Perkataan Fajar mengejutkan sekaligus menyakitkanku. Aku enggak percaya dia sampai ngomong begitu. Tapi aku tetap mencoba untuk tersenyum.
”Yah, awalnya gue emang kesel. Seakan gue itu dibuang sama elu-elu pada.” Aku melirik Fajar sekilas, ” Tapi sekarang gue justru bersyukur karena tempat gue enggak akan kosong. Sekarang Putri bisa full konsentrasi di band, kan?”
Mereka terdiam. Aku merasa telah mengatakan semuanya. Kubereskan tas ranselku dan bersiap pergi. Mungkin nantinya aku enggak dateng ke sini lagi. Enggak akan mendengarkan lawakan Reza, gerutuan Agung ataupun ejekan Fajar. Enggak apa-apa. Aku sudah memutuskan ini setelah kuakui perasaanku pada Putri, bahwa aku juga menyukai Fajar. Kupikir waktuku telah habis. Setahun bersamanya hanya menyadarkan aku bahwa Fajar tak memiliki perasaan yang sama terhadapku. Tapi lihat Putri, tak sampai sebulan dia sudah dapat memenangkan hati Fajar.

(#_”)

Hah, akhirnya. Selesai juga rapat OSIS nya. Kini aku sedang haus sekali. Jadi, aku pergi ke kantin dan memesan satu teh botol.
”Hai, boleh duduk enggak?” kata Fajar mengagetkanku sembari langsung mengambil tempat duduk di sampingku. Menyebalkan.
”Tumben, mau ngapain lu?” tanyaku.
”Kangen sama elu Ri, memang gak boleh?” jawabnya.
”Hee...gue juga kangen,”
”Ah, bohong!”
”Lho?”
”Iya,” Fajar melempar sedotan di tangannya. ”Kalau elu kangen kok enggak ke tempat latihan? Kok enggak nelpon gue? Kok jarang ngantin sama kita-kita? Enggak ingat sama teman lama, ya?”
Aku kembali tersenyum. Ingin rasanya kulempar dia dengan teh botol yang kupegang ini. Begitu tidak sensitifnya dia. Tapi apa aku bisa menyalahkannya?
”Elu berubah.”
Aku mendongak, ”Apaan?”
Fajar menatapku, lalu tersenyum. ”Gue kangen sama elu yang dulu.”
”Yang bagaimana?”
Fajar mengangkat bahu. ”Elu pasti tahu!”
”Coba elu yang kasih tahu gue!”
”Dulu, kalau gue liat elu, gue kayak liat teman cowok gue, kayak liat Reza atau Agung. Perkataan elu, sikap elu, cara bicara elu, bahkan muka elu jadi kayak mereka!”
Aku tertawa pelan. Dia benar-benar menyebalkan. ”Kalau sekarang?”
Fajar tak segera menjawab. Aku sedikit grogi waktu kusadari dia memandangiku.
”Ternyata elu perempuan ya Ri?” katanya pelan.
Aku terbelalak, ”Sialaaaan!!!”
Fajar ngakak sengakak-ngakaknya.
”Elu sekarang betul-betul berubah ya, Ri?” katanya sambil menunduk.
Aku mengangkat bahu, ” Jar, jujur ya. Elu suka gue yang dulu atau gue yang sekarang?”
Wajah Fajar berubah mendadak serius. Aku mulai tegang. Waduh, jarang-jarag dia begini.
”Gini Ri. Gue enggak berhak menjawab itu.”
Aku tertegun.
“Elu tetap temen gue selamanya, walaupun seberapa berubahnya gue atau elu. Elu tetap sahabat gue. Selamanya.”
Inikah arti diriku di hati Fajar. Aku ditolak sebelum menyatakan cintaku. Tapi dia melakukannya dengan cara yang indah. Oh Allah, jika aku sudah dianugerahi seorang sahabat seperti ini, masihkah aku untuk berharap lebih? Masihkah aku berharap untuk dia memandangku dengan cara lain? Ini sangat-sangat lebih berharga daripada menjadi kekasihnya. Ya Allah, terima kasih.

(-_-)

Kuambil nasi goreng yang ada di depanku ini. Satu, dua, tiga, yak tiga centong kuberhentikan setelah melihat piringku penuh dengan nasi goreng menggunung.
”Masya’allah, banyak bener,” kata Reza.
Agung tersenyum, ”Habis Ri?”
“Habis, pasti habis!” Kata Fajar ngakak sambil menepuk pundakku.
”Masih gak mau balik ke band?” tanya Agung.
”Kenapa? Toh gak ada bedanya,” aku menjawab sekenanya.
”Beda. Gue berubah, Reza berubah, Fajar berubah. Elu...waduh sama aja,” kata Agung sambil melihat piringku.
Aku hanya nyengir. Sambil menatap wajah para teman-temanku, aku menyendok sesuap demi sesuap. Tanpa sengaja tatapan mataku bertubrukan dengan tatapan mata Fajar. Dia tersenyum, aku pun ikut tersenyum. Mungkin hanya senyumnya kini yang bisa kunikmati. Sebab Fajar sudah menjadi milik Putri.
Setelah habis, aku merapikan mulutku. Membereskan ranselku lalu pergi.
”Udahan Ri?” kata mereka bersamaan.
Aku terseyum sembari menatap mereka. Mungkin aku enggak akan datang ke tempat latihan ini lagi. Setelah Putri gabung jadi vokalis band ini dan setelah Putri menjadi kekasih Fajar. Semuanya pasti enggak bakalan sama seperti dulu lagi. Pasti berubah. Tapi aku akan menunggu. Kutunggu sampai perasaanku terhadap Fajar berubah atau perasaan Fajar berubah terhadapku. Dan pada saat itulah aku akan menjadi sahabat terbaiknya.
”Cabut dulu ya. Assalamu alaikum.” Ucapku sembari berlalu.
”Waalaikum salam.” Sahut mereka serempak.

Tuesday 20 April 2010

Katanya Harus Fokus... Tapi Aku Gimana???

Share/Bookmark
Setelah terdiam selama 15 menit (bingung mau nulis apa) akhirnya jadilah tulisan ini.
Di sela-sela kegiatanku yang semakin padat, dengan sedikit waktu luang, saya mencoba untuk menulis di belog ku ini dengan penuh perjuangan dan susah payah (ya ampun, lebay).

Kita harus fokus jika ingin meraih suatu tujuan dengan maksimal. Berusaha memusatkan pikiran pada satu obyek yang sekiranya kita memang mampu berkembang pada bidang tersebut. Tentunya, kita harus semakin membuatnya lebih berkembang lagi dengan banyak belajar dan latihan. (Maka jangan heran kalau dengan berfokus pada fisika, nilai PKN saya menjadi j-e-b-l-o-k, hehe.)

Namun, mungkin ini sudah jadi nasib saya. Tapi sebetulnya juga menguntungkan, sih. Karena selain menggeluti bidang Fisika, saya juga lumayan aktif di Karate sekolah. Alhamdulillah, walaupun masih kelas 8, saya menduduki peringkat sabuk tertinggi di sekolah. Alhasil, saya juga sering diikutkan pertandingan atau turnamen karate tingkat kabupaten maupun provinsi. Khusus untuk tingkat provinsi, saya hanya mampu bertengger pada runner up. Maaf teman-teman.

Maka terjadilah masalah ketika saya harus mengikuti pembinaan fisika pada Sabtu pagi. Dulu, waktu masih diaktifkan program Pengembangan Diri, semua kegiatan di luar pelajaran dilaksanakan pada Sabtu pagi. So pasti, pengembangan diri karate saya jadi terbengkalai karena pada jadwal dan jam yang sama. Pada waktu itu orang tua saya memaksa untuk saya keluar dari kegiatan karate. Namun, karena memang saya dilahirkan sebagai anak yang pemberani (hehehe), saya mengadu, tepatnya memohon kepada Bapak Kepsek untuk mengganti jadwal kegiatannya. Jadi saya bisa belajar fisika dan karate dengan enjoy!

Alhamdulillah, sampai sekarang sudah tidak ada masalah lagi. Namun, orang tua saya sering keberatan kalau saya sering pulang sore karena belajar fisika di rumah guru saya tercinta atau berlatih karate di dojo tercinta juga. Tapi setelah saya beri pengertian, akhirnya mereka mendukung saya. Seneng :-).

Nah, sekarang ada masalah new lagi. Kalau perhatian kita terpecah menjadi dua, akankah kita masih bisa meraih keduanya dengan maksimal? Seperti yang dikatakan Akang Dheo di sini http://bloggwcom.blogspot.com/2010/04/apa-betul-harus-fokus-dalam-olimpiade.html. Kita harus fokus dalam mencapai tujuan dengan maksimal. Please help ya kawan...

Sunday 11 April 2010

Jilbab yang BENAR dan SALAH

Share/Bookmark

Sebelumnya, memang saya pernah membuat artikel yang serupa di sini dan di sini. Memang sudah rada jadul, tapi bolehlah dibuka trus dikomen lagi. Kebetulan saya habis search, trus ketemu pict.nya, makanya saya posting lagi sekedar informasi dan ikut berdakwah. Hehehe. Trus apa hubungannya dengan judul di atas? Oke. Langsung cekidot.




Definisi Jilbab :
  • Diterangkan dalam kamus al Muhith, jilbab adalah pakaian yang luas untuk wanita yang dapat menutupi pakaian rumahnya seperti milhafah (mantel).
  • Tafsir Jalalain (jilid 3:1803) memberikan arti jilbab sebagai kain yang dipakai seorang wanita untuk menutupi tubuhnya.
  • Jauhari dalam Ash Shihah mengatakan jilbab adalah kain penutup tubuh wanita dari atas sampai bawah.
  • Khaththath Usman Thaha dalam Tafsir wa Bayan menjelaskan jilbab adalah apa-apa yang dapat menutupi seperti seprai atas tubuh wanita hingga mendekati tanah.
  • Fiqh Sunnah oleh Sayyid Sabiq Jilid 7 (Edisi Indonesia) menerangkan jilbab adalah baju mantel.
  • Dalam Kitab Mujam al Wasith hal 128 jilbab diartikan sebagai pakaian yang menutupi seluruh tubuh atau pakaian luar yang dikenakan diatas pakaian rumah seperti mantel.

Kewajiban untuk Berjilbab :

Kewajiban berjilbab diterangkan pada Qur’an surat Al-Ahzab:59 dan An-Nur:31 sebagai berikut :
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Al-Ahzab:59.
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." An Nuur:31.

Batasan Area Berjilbab (bukan park area lho!) :
Hadis riwayat Aisyah r.a., bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasulullah dengan pakaian yang tipis, lantas Rasulullah berpaling darinya dan berkata, “Hai Asma, seseungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haid (akil balig) maka tidak ada yang layak terlihat kecuali ini,” sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan. (HR Abu Daud dan Baihaqi).

Syarat-syarat Pakaian Muslimah :

Pada dasarnya seluruh bahan, model, dan bentuk pakaian boleh dipakai, asalkan memenuhi syarat-syarat berikut :
  • Menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.
  • Tidak tipis dan transparan.
  • Longgar dan tidak memperlihatkan lekuk tubuh a.k.a. tidak ketat.
  • Tidak berwarna dan bermotif terlalu menyolok. Sebab, pakaian yang menyolok akan mengundang perhatian laki-laki. Dengan alasan ini pula, maka membunyikan atau menggemerincingkan perhiasan yang dipakai, sekalipun itu tersembunyi di balik pakaian (apa lagi yang diluar???).
Kesalahan Umum Berjilbab :
Daripada kebanyakan ngoceh (broadcasting ceritanya), langsung aja ukhti sekalian liat pict.nya:

Barangkali pict saya ini kurang genah. Kalo ukhti sekalian pengen baca lebih jelas, bisa di klik kiri aja satu kali.

Berjilbab yang Benar :
Langsung cekidot :



Kalo masih ada yang kurang, mohon tambahan dan kritik sarannya. Syukran...

Misteri Batu Hajar Aswad dan Ka'bah Sebagai Pusat Bumi

Share/Bookmark

"Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat bagi manusia." QS. Maa'idah:97.
Astronout Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari Planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian ilmiah yang dilakukan oleh NASA. Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata :
"Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ???”

Para Astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di internet, tetapi sayangnya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada masalah tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.

Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah. Tepatnya berasal dari Ka’bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.

Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’. Artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.



Itulah sebabnya kenapa jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.

Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut ( dari Ka’bah ) dan pihak musium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.

Rasulullah bersabda “Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam." (Jami al-Tirmidzi al-Hajj, 877)

Radiasi dari Ka'bah ini tak dapat diketahui tanpa pesawat antariksa abad 20. Membuktikan jika Qur'an ialah berasal dari ALLAH. Bukti Al-Qur'an mukjizat sepanjang masa. Pada zaman akhir inilah baru diketemukan semua yang ada di dunia ini selalu terdapat dalam Al-Qur'an. Seluruh peralatan secanggih apapun tak akan pernah menandingi kekuasaan ALLAH dan Kalam-Nya.

"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." QS. An-Nisaa':82.